Selasa, 20 November 2012

Kenapa pada Ibu Hamil Sering Mual dan Muntah ?


Saat ini kehamilan saya sudah memasuki 3 bulanan . Entah kenapa hamil yang kedua ini berbeda dengan kakaknya. Saya sering sekali mual terus muntah-mutah tak terkendali. Muntahnya itu tidak akan habis kalau belum keluar semua yang di perut, dan mulut jadi pahit. Seringnya kejadiannya adalah pada saat sore hari. Perut saya jadi asam, rasanya kecut sekali di perut atau di mulut, padahal saya tidak makan yang kecut-kecut lho. Serta kalau cuaca dingin dan kedinginan maka rentah terjadi mual dan muntah.

Saya jadi penasaran, kenapa sih kok bisa terjadi mual dan muntah pada ibu hamil. Ini ada jawabannya saya sarikan untuk pengunjung blog yang mengalami nasib sama seperti saya.

Ada berbagai macam teori yang menjelaskan kenapa ibu hamil mual dan muntah terutama pada awal kehamilan.

HORMON ESTROGEN

Teori pertama mengatakan bahwa mual pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Tentu saja pada wanita hamil terjadi peningkatan hormon estrogen dibanding sebelum hamil. Memang peningkatan asam lambung ini sesuai dengan pengalaman saya , dimana perut  sering terasa asam, kecut sekali di perut dan di mulut, kalau sudah seperti ini dapat dipastikan akan terjadi mual dan kemudian muntah.
Kalau frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual.

FAKTOR HCG 

Ada juga teori lain yang mengatakan bahwa mual muntah muntah tak lain adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Peningkatan HCG ini juga sebagai penanda adanya kehamilan, seperti ditunjukkan adanya 2 garis merah pada Test Pack penguji hamil.
Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.


SEL-SEL PLASENTA
 
Ada juga teori lain mengatakan, sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.

FAKTOR PSIKOLOGIS

Faktor psikologis juga ternyata berpengaruh terhadap kndisi kehamilan. Kalau kita merasa tidak nyaman dengan kondisi kehamilan kita, atau malah  mengalami stres karena kehamilan yang tidak diinginkan, maka dalam tubuh akan terjadi penolakan, akibatnya timbul mual dan muntah.

Kalau melihat dari berbagai teori diatas, kayaknya yang paling sesuai dengan saya adalah teori pertama. Sampai sekarang saya masih belum bisa mengatasi. Walaupun sudah diberi obat penahan mual dari dokter, tapi seringnya tidak mempan. Yang saya lakukan hanyalah menerima kondisi saya dengan iklas dan sabar. 

Alhamdulillah selera makan saya tidak hilang, jadi kalau sehabis muntah saya usahakan minum yang banyak dan makan untuk mengganti zat-zat gizi yang dikeluarkan. Saran saya kalau sedang mual jangan makan yang bersantan kental dan pedas. Lebih baik kalau makan yang kering saja seperti biskuit atau roti tawar. 

Yang pokok adalah walaupun mual dan muntah jangan sampai kita tidak makan sama sekali, karena itu akan membuat janin kita kekurangan gizi dan berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

0 komentar:

Posting Komentar